Cari Di sini

Digital Date Time Clock

Sabtu, 28 Juli 2012

Kendaraan Tempur Lapis Baja

Kendaraan tempur lapis baja (Armoured Fighting Vehicle, AFV) adalah kendaraan militer yang memiliki lapisan pelindung serta dipersenjatai dengan senjata api. Mayoritas kendaraan ini juga dirancang agar bisa berjalan pada medan yang sulit.

Kendaraan tempur lapis baja diklasifikasikan menurut perannya serta karakteristiknya. Tapi klasifikasi ini tidak selalu sama; beberapa negara bisa mengklasifikasikan sebuah kendaraan secara berbeda dari negara lain, tergantung pemakaiannya.

Main Battle Tank
Tank Leopard 2 Jerman
Main battle tank adalah kendaraan lapis baja, yang bergerak menggunakan roda tapak. Ciri utama MBT adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan shock value-nya terhadap infanteri.

Pengangkut personel lapis baja
BTR-80 Rusia di Zvornic, Serbia
Pengangkut personel lapis baja (bahasa Inggris: Armoured personnel carrier atau APC) adalah kendaraan tempur lapis baja ringan yang dibuat untuk mentransportasikan infanteri di medan perang. APC biasanya hanya dipersenjatai senapan mesin, tapi varian-variannya bisa saja dipersenjatai meriam, peluru kendali anti-tank, atau mortir. Kendaraan ini sebenarnya tidak dirancang untuk melakukan pertarungan langsung, melainkan untuk membawa tentara secara aman dilindungi dari senjata ringan dan pecahan-pecahan ledakan. APC bisa menggunakan roda biasa maupun roda rantai.

Kendaraan tempur infanteri
Kendaraan tempur infanteri M2 Bradley
Kendaraan tempur infanteri (bahasa Inggris: Infantry fighting vehicle atau IFV) adalah pengangkut infanteri lapis baja yang memiliki persenjataan yang lebih berat, dan bisa digunakan untuk pertarungan langsung. Kendaraan ini memiliki lapisan pelindung yang lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja, dan memiliki persenjataan yang bisa menghancurkan pengangkut personel lapis baja lawan, seperti meriam otomatis dan peluru kendali anti-tank.
Kendaraan seperti ini sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan, digunakan untuk pengintaian, serta dipakai juga oleh satuan penerjun payung yang tidak mungkin membawa tank yang berat.

panser
NM142 Norwegia, sebuah panser penghancur tank modern dengan misil anti-tank.
Panser, disebut penghancur tank (bahasa Inggris: Tank destroyer), digunakan untuk memberikan dukungan melawan tank pada operasi bertahan atau mundur. Kendaraan ini bisa dipersenjatai meriam anti-tank atau peluru kendali anti-tank.
Penghancur tank ini tidak bisa menggantikan tank, karena penghancur tank tidak fleksibel seperti tank, karena antara lain kendaraan ini tidak memiliki perlindungan terhadap infanteri yang baik. Tetapi kendaraan ini lebih murah untuk diproduksi dan dirawat dibandingkan dengan tank.

Tank Altileri
tank altileri berat, howitzer M109.
Tank altileri adalah meriam artileri yang diberikan alat transportasi terintegrasi, yang bisa merupakan badan kendaraan lapis baja dengan roda rantai maupun roda biasa. Ini membuat tank artileri bisa berjalan dengan cepat, mengikuti kecepatan peperangan lapis baja, membuatnya bisa bergerak dan mencapai jarak jangkau dengan cepat, serta menghindari serangan artileri balasan dan serangan senjata ringan.
Meriam serbu adalah tank artileri yang fungsinya mendukung pasukan infanteri. Kendaraan ini biasanya dipersenjatai meriam otomatis yang bisa menembakkan peluru berdaya ledak tinggi, cocok untuk melawan tentara yang yang bersembunyi di parit atau pertahanan.

Eksotisme Masjid Lumpur di Afrika

Masjid Larabanga merupakan masjid bersejarah berarsitektural Sudan di kampung Larabanga, Republik Ghana, Benua Afrika. Sebuah masjid tua terbuat dari lumpur khas benua Afrika yang masih eksis hingga kini. Masjid ini disebut sebut sebagai masjid tertua di Ghana dan kawasan Afrika Barat. masjid ini juga disebut sebut sebagai Mekahnya Afrika barat karena kekayaan sejarah dan nilai arsitekturalnya.

Masjid Larabanga menjadi salah satu dari sekian banyak masjid masjid eksotis khas Afrika yang terbuat dari lumpur, menambah khasanah seni bina bangunan masjid di dunia Islam. Salah satu masjid dari lumpur lainnya juga pernah di ulas dalam artikel sebelumnya adalah Masjid Agung Djene yang juga terbuat dari lumpur.

Bagaimanapun pada ahirnya dibalik semua kesulitan pasti ada kemudahan. Saudara saudara kita di Afrika yang tidak memiliki kemudahan akses kepada material bangunan seperti kita di Indonesia dan negeri serantau, kemudian melahirkan satu mahakarya mereka sendiri yang begitu khas dengan memanfaatkan material yang mudah mereka dapatkan disekitar lingkungan mereka berupa lumpur dan potongan potongan kayu.

Ada beberapa kontoversi terkait kapan pastinya masjid ini pertama kali dibangun dan oleh siapa. Sejarah tutur menyebutkan bahwa masjid Larabanga dibangun pada tahun 1421M, disebutkan bahwa seorang saudagar muslim bernama Ayuba yang sedang dalam perjalanan di daerah tersebut tertitdur di tempat itu dan bermimpi mendapatkan perintah untuk mendirikan sebuah masjid. Ketika dia terbangun di pagi hari dia mendapati sudah ada pondasi masjid ditempat tersebut yang hadir secara misterius, maka Ayuba mulai melanjutkan pembangunan masjid diatas pondasi yung sudah ada tersebut sampai selesai.

Arsitektural
Ukuran masjid ini tak terlalu besar, bisa jadi hanya seukuran sebuah surau di Indonesia. Ukurannya hanya 8 x 8 meter. Namun nilai sejarahnya yang tinggi memasukkan masjid ini kedalam dalam daftar warisan dunia tahun 2001 dan juha masuk ke dalam daftar 100 situs dunia dalam bahaya versi the World Monuments Fund’s.

Masjid Kuno Larabanga dibangun dalam gaya masjid masjid Sudan Kuno dengan ciri khasnya berupa bentuknya yang segi empat, dilengkapi dengan kerangka struktur ataupun pilar pilar yang menopang atapnya. Sangat khas dengan dua menara kembar berbentuk piramida yang masing masing berfungsi sebagai menara dan mihrab masjid. Diramaikan lagi dengan beberapa pilar tambahan dengan puncak yang menjulang memberikan keragaman ketinggian pada atap masjid.

batangan kayu yang menonjol dari dinding dibelakang gadis cilik itu, selain
berfungsi sebagai penguat struktur dinding lumpur, juga dipakai sebagai
pijakan (tangga) oleh para pekerja saat membangun dan memperbaiki
masjid ini  
 Masjid Larabanga dibangun dengan menggunakan lumpur dan batangan batangan kayu. Didekat salah satu pintu masuk ke masjid ini berdiri kokoh sebatang pohon Baobab yang sangat besar dan tetap dipertahankan hingga kini. Dibawah pohon ini juga Ayuba kemudian dimakamkan saat beliau wafat. Masjid larabanga memiliki empat pintu masing masing untuk kepala kampung, untuk jemaan wanita, untuk jemaah pria dan untuk muazin yang akan mengumandangkan azan.

Di masjid ini juga terdapat sebuah kitab Suci Al-Qur’an yang konon dikirim dari surga untuk imam masjid Larabanga yang disebut Bramah sekitar tahun 1650M setelah berdoa untuk mendapatkan Al-qur’an.

Restorasi Masjid Larabanga
Di tahun 2002 lalu sebuah lembaga pemerhati warisan warisan tua dunia bernama World Monuments Fund menempatkan masjid ini dalam daftar World Monuments watch (warisan dunia yang butuh perhatian) karena terlah terjadi kerusakan pada masjid bersejarah ini sebagai akibat proses restorasi yang tidak semestinya pada tahun 1970. Masih merujuk kepada laporan lembaga tersebut, salah satu menara masjid yang terbuat dari lumpur ini juga ambruk akibat diterjang badai tahun 2000 lalu.

Proses restorasi total untuk mengembalikan masjid ini ke bentuknya semula telah dilaksanakan oleh World Monuments Fund atas dana dari lembaga keuangan Amerika Serikat ::: American Express ::: yang menyediakan dana sebesar $50,000 (lima puluh ribu dolar Amerika) untuk keperluan tersebut.

Proses restorasi total dilaksanakan dengan penuh kehatihatian dilakukan oleh lembaga tersebut bersama dengan para seniman dan pekerja setempat dengan menggunakan semua kemampuan dan pengetahuan tentang pembangunan dan perawatan bangunan yang terbuat dari lumpur.








berbagaisumber

Jumat, 27 Juli 2012

Kisah Jackie Si Baboon Berpangkat Kopral

Sebuah kisah nyata tentang seekor baboon chacma (sejenis kera dari Afrika) yang ikut tuannya berperang dan mendapat pangkat kopral.

Beberapa tahun sebelum meletusnya Perang Dunia I, seorang petani bernama Albert Marr dari Villeria, Pretoria, Afrika Selatan menemukan seekor baboon di pertaniannya. Tertarik akan kecerdasannya ia kemudian memeliharanya dan memberinya nama Jackie. Segera setelah itu keduanya menjadi begitu akrab dan tak terpisahkan. Bahkan saat Albert bergabung dengan Resimen Infantry Afrika Selatan Ketiga (Third South African Infantry Regiment) untuk melakukan tugas-tugas militer bagi negaranya, Jackie pun tidak dapat dipisahkan. Albert membawanya serta untuk berperang.

Karena kecerdasaannya, di sana Jackie menjadi idola di antara para tentara teman-teman Albert. Dan segera setelah ia bergabung Jackie diangkat menjadi maskot resimen. Sebagai maskot resimen, ia memiliki pangkat prajurit dan berhak memakai seragam ketentaraan dan bahkan berhak mendapat jatah ransum makanan seperti layaknya prajurit manusia. Setiap dirinya melihat parade ketentaraan, dia akan langsung berdiri tegak dan memberi hormat dengan sangat sempurna.

Pada bulan Agustus 1915, Jackie, Albert dan resimennya dikirim ke garis depan pertempuran dan selama 3 tahun berikutnya selalu bertempur di garis depan melawan pasukan Turki dan Jerman. Mereka juga pernah ditugaskan ke Mesir waktu itu. Jackie membuktikan dirinya bahwa dia sangatlah berguna di resimennya. Dengan pendengarannya yang tajam ia mampu mendeteksi keberadaan musuh yang jauh, sebelum prajurit-prajurit manusia mengetahuinya. Jika merasa ada sesuatu yang membahayakan ia biasanya akan memberi tanda dengan gonggongan-gonggongan tertentu atau dengan cara menarik-narik pakaian tuannya.

Pada bulan April 1918, resimen mereka dikirim ke wilayah Passchendale di Belgia. Di sana keduanya mendapatkan luka yang cukup serius, terutama Jackie. Saat itu mereka terkepung dan dihujani oleh tembakan musuh, suara ledakan terdengar dimana-mana. Jackie terlihat sedang menumpuk-numpuk batu untuk dijadikannya perlindungan, yang sayangnya tidak pernah terselesaikan. Satu ledakan terjadi di dekatnya dan sebuah pecahan peluru meriam menghantam kaki kanannya dengan hebat. Pecahan yang sama juga menciderai Albert. Dengan segera keduanya dibawa ke kamp palang merah milik tentara Inggris, dan di sana kaki Jackie diamputasi. Berikut ini adalah kesaksian Dr RN Woodsend, dokter yang mengamputasi kaki Jackie.

"Kami memutuskan untuk memberi Jackie kloroform (semacam obat bius) dan membalut lukanya. Jika dia harus mati, mungkin mati dalam keadaan terbius akan lebih baik. Dan karena saya belum pernah memberi obat bius kepada siapapun sebelumnya, saya pikir hal itulah yang kemungkinan besar akan terjadi. Namun dalam waktu singkat ia kemudian meminum kloroform tersebut seolah-olah itu adalah whisky. Yang dapat saya lakukan waktu itu hanyalah sekedar mengamputasi kakinya dan membalutnya sebaik mungkin."
Nyatanya Jackie dapat pulih kembali walapun kehilangan kaki kanannya. Dan sesaat sebelum gencatan senjata, Jackie dipromosikan menjadi Kopral dan mendapatkan penghargaan medali untuk keberaniannya. Jackie mati di tahun 1921 dan dikuburkan oleh tangan tuannya sendiri.

Selasa, 24 Juli 2012

Tonle Sap: Sungai Besar Air Tawar

Tonle Sap adalah danau air tawar terbesar di Asia Tenggara, dan merupakan titik penting keanekaragaman hayati yang dijadikan biosfer UNESCO pada 1997.
Tonle Sap memiliki dua keunikan: pertama; alirannya berubah arah dua kali setiap tahun, serta kedua; ukuran danau mengembang dan mengecil secara dramatis sesuai musim. Dari bulan November hingga Mei, Kamboja mengalami musim kemarau, aliran air Tonle Sap masuk menuju Sungai Mekong di Phnom Penh. Akan tetapi pada saat curah hujan tinggi di musim hujan yang dimulai pada Juni, aliran air berbalik dari sungai Mekong mengisi Tonle Sap hingga mengembang menjadi danau yang luar biasa besar.


Di kebanyakan waktu sepanjang tahun, danau relatif dangkal, sekitar satu meter dengan luas area 2.700 kilometer persegi. Ketika musim muson (musim penghujan) aliran airnya berbalik, sungai Tonle Sap yang terhubung dengan sungai Mekong mulai mengubah arah alirannya. Air mulai masuk dari sungai Mekong dan mengisi danau sehingga Tonle Sap membengkak mencapai ukuran luas 16.000 kilometer persegi dengan kedalaman mencapai 9 meter. Membanjiri dataran banjir dan hutan di sekitaranya. Dataran banjir ini penting untuk pengembangbiakan ikan.

Sistem yang memompa air serta dataran banjir yang luas, keanekaragaman hayati, endapan tahunan yang membawa tanah subur dari sungai Mekong, menjadikan Tonle Sap sebagai lahan perikanan darat paling produktif di dunia yang mampu menopang lebih dari tiga juta orang dan menyediakan 75 persen tangkapan ikan tahunan Kamboja, serta 60 persen asupan protein warga Kamboja. Pada akhir musim penghujan, aliran air berbalik dan ikan terbawa ke aliran air Mekong.
Pengamat nasional dan asing menyatakan bahwa Tonle Sap dengan cepat terisi endapan tanah. Akan tetapi penelitian mengenai sedimentasi paling mutakhir menyatakan bahwa sedimentasi danau berada dalam kisaran 0.1-0,16 mm/tahun sejak 5.500 tahun yang lalu. Karena itu tidak ada ancaman sedimentasi terhadap danau, bahkan proses ini merupakan bagian penting dari ekosistem, menyediakan nutrisi penting yeng memicu produktivitas dataran banjir.


Aliran air Tonle Sap yang berbalik juga berfungsi sebagai katup pengaman untuk mencegah banjir hebat di kawasan hilir sungai. Pada musim kemarau (Desember ke April) Tonle Sap menyediakan 50% debit aliran air di delta Mekong di Vietnam.
Danau ini menempati cekungan yang tercipta akibat tekanan geologi yang terjadi akibat benturan lempeng anak benua India dengan lempeng Asia. Tahun belakangan ini pembangunan bendungan tinggi di China Selatan dan Laos mengancam kekuatan aliran dan volume Tonle Sap; sebuah fenomena yang terlambat disadari pemerhati lingkungan. Kini tangkapan ikan semakin berkurang.
Tonle Sap dan provinsi sekitarnya merupakan bagian dari Suaka Biosfer Tonle Sap. Terdapat sembilan provinsi yang menjadi bagian suaka biosfer ini, yaitu; Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Chhnang, Kampong Thom, Preah Vihear, Pursat, Siem Reap, Otdar Meanchey, dan Krong Pailin

Air Terjun Tertinggi dan Terbesar di Dunia

Air Terjun Angel atau Salto Angel adalah air terjun jatuh-bebas tertinggi di dunia dengan ketinggian 979 meter (3.212 kaki) dengan jatuh tanpa hambatan sekitar 807 meter (2.647 kaki). 

Air terjun ini terletak di Rio Caroni, Taman Nasional Canaima, Venezuela.
Meskipun pertama kali dilihat di awal abad ke-20 oleh penjelajah Ernesto de Santa Cruz, air terjun ini tidak dikenal dunia sampai ditemukan secara resmi oleh penerbang Amerika, James Crawford Angel yang sedang terbang mencari lokasi tambang emas. Pada tahun 1936, James Angel kembali dan mendaratkan pesawatnya di dekat air terjun. Air terjun ini dinamakan "Air terjun Angel" untuk mengenang penemunya, James Crawford Angel. Suku Indian Pemon menyebut air terjun ini sebagai "Auyan-tepui" ("Aiyan-tepui") yang berarti "Gunung Setan".
Ketinggian resminya ditentukan oleh National Geographic Society pada 1949. Air terjun ini merupakan atraksi turis paling terkenal di Venezuela.

Air terjun Victoria
Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).

David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, "asap menggelegar." Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.

Sabtu, 21 Juli 2012

Louis Yang Gagap

Louis yang Gagap (bahasa Perancis berarti Louis le B̬gue lahir 1 November 846 Р10 April 879) merupakan seorang Raja Aquitania dan kemudian Raja Francia Barat. Ia adalah putra sulung Charles yang Botak dan Ermentrude dari Orl̩ans. Ia menggantikan adiknya di Aquitania pada tahun 866 dan ayahnya di Francia Barat pada tahun 877, meskipun ia tidak pernah dimahkotai sebagai Kaisar. Di dalam sistem penguasa Perancis, ia dianggap sebagai Louis II.
Menikah dua kali, ia dan istri pertamanya, Ansgarde dari Burgundia, memiliki dua putra: Louis (lahir pada tahun 863) dan Carloman (lahir pada tahun 866), keduanya menjadi Raja Perancis, dan dua putri: Hildegarde (lahir pada tahun 864) dan Gisela (865–884), yang menikah dengan Robert, Pangeran Troyes.
Dengan istri keduanya, Adelaide dari Paris, ia memiliki seorang putri, Ermentrude (875–914) — yang adalah ibu Cunigunde, istri Pangeran Palatine Wigerich dari Bidgau; mereka adalah leluhur dari Wangsa Luksemburg —, dan putranya yang anumerta, Charles yang Sederhana, yang akan menjadi Raja Perancis, lama setelah kematian saudara-saudaranya.
Ia dimahkotai pada tanggal 8 Desember 877 oleh Hincmar, Uskup Agung Rheims, dan dimahkotai kedua kalinya pada bulan September 878 oleh Paus Yohanes VIII di Troyes ketika paus menghadiri sebuah sidang disana. Paus bahkan mungkin saja menawarkan mahkota kerajaan, namun ditolak. Louis yang Gagap konon seorang pria yang lemah fisiknya dan hidup lebih lama dari ayahnya hanya dua tahun saja. Ia memiliki andil yang relatif kecil di dalam politik. Ia digambarkan sebagai "orang yang sederhana dan manis, pencinta kedamaian, keadilan, dan agama". Pada tahun 878, ia memberikan provinsi-provinsi Barcelona, Girona, dan Besalú kepada Wifredo yang Berbulu. Tindakan akhirnya adalah melawan bangsa Viking yang kemudian menjadi momok di Eropa. Ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 10 April atau 9 April 879 tidak lama setelah memulai kampanye terakhirnya. Setelah kematiannya, kerajaannya dibagi di antara kedua putranya, Carloman dan Louis.

Monumen Si Pangeran Pecah Kulit Yang Tragis

Pieter Erberveld lahir di Ceylon, ???? - meninggal Batavia, 12 April 1722, adalah seorang tokoh yang tercatat pernah dihukum mati oleh VOC pada tahun 1721 karena dianggap memimpin konspirasi dan sejumlah kekacauan yang bertujuan menentang kekuasaaan VOC.

Elberfeld adalah orang Indo Jerman-Siam namun kemudian bekerja di Batavia. Nama keluarganya menunjukkan bahwa keluarganya berasal dari Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian dari kota Wuppertal, NRW, Jerman. Ayahnya datang ke Batavia sebagai penyamak kulit. Setelah ia diangkat sebagai anggota Heemraad untuk mengurusi kepemilikan tanah di daerah Ancol, ia menjadi tuan tanah. Kekayaan ini diwariskan kepada anaknya.

Menurut versi VOC, Elberfeld bersekongkol dengan beberapa pejabat Banten di Batavia untuk membunuhi orang Belanda pada suatu perayaan pesta. VOC juga menuduh ia bersekongkol dengan keturunan Surapati di Jawa bagian timur. Tidak diketahui motivasi Elberfeld sesungguhnya, apakah ia memang ingin membantu orang Banten (dipimpin Raden Kartadriya) menguasai kembali Batavia, atau ia memiliki rencana sendiri, apabila Belanda enyah dari sana, karena ia sakit hati atas perlakuan Gubernur Jenderal Johan van Hoorn yang telah menyita tanahnya.

Rencana pembunuhan ini bocor karena ada budak yang melapor ke VOC. Versi lain mengatakan, kalau Sultan Banten-lah yang membocorkan karena ia khawatir akan pengaruh Elberfeld dan Kartadriya yang akan merongrong kekuasaannya.
Godee Molsbergen, yang menulis tentang peristiwa itu, melihat banyak kejanggalan pada tuduhan yang dialamatkan VOC terhadap Elberfeld.

Monumen Peter Erberveld 

Dari Gereja Sion, sedikit lebih jauh menyusuri Jalan Pangeran Jayakarta kita melihat showroom mobil Toyota. Di tempat ini, beberapa tahun lalu terdapat sebuah monumen yang agak aneh. Sebuah tembok bercat putih dan di atasnya dipasang sebuah tengkorak yang terbuat dari gips. 






Pada dinding monumen tertulis teks dalam bahasa Belanda dan bahasa Jawa. Monumen sengaja dibuat untuk kenang-kenangan atas peristiwa hukuman mati terhadap Peter Erberveld. Menurut Adolf Heukeun, pengamat sejarah Batavia, Erberveld adalah seorang yang cukup berpendidikan. Ia keturunan seorang Jerman kaya yang menikahi wanita Thailand. Peter Erberveld sendiri berasal dari Kota Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian Kota Wuppertal di negara bagian Nordrhein-Westphalen, Jerman.

Peter Erberveld banyak berhubungan dengan masyarakat lokal seputar Batavia. Konon, ia malah sudah berhubungan dengan putra-putri Suropati, yang terus memerangi Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) di Jawa Timur. Katanya ia suka membagikan piringan tembaga yang kecil kepada pengagum-pengagumnya sebagai jimat.

Laporan resmi VOC menyebutkan, bahwa Erberveld bersama Raden Kartadria – seorang Jawa – sejak lama berencana membunuh semua penduduk Belanda di Batavia pada pesta malam tahun baru 1722. Kabarnya, Erberveld ingin menjadi kepala Kota Batavia, sedang Raden Kartadria mau menjabat patih daerah luar kota. 

Ada sumber lain yang mengatakan bahwa sultan dari Banten, yang diminta Erberveld untuk mendukung rencana pemberontakan, memberi tahu sang gubernur jenderal. Pasalnya sang sultan cemas akan pengaruh Erberveld dan Kartadria dalam wilayah kekuasaannya.

Tiga hari menjelang rencana pembunuhan itu dilakukan, semua peserta pertemuan rahasia yang berlangsung di rumah Erberveld, ditangkap. Tempatnya persis di showroom mobil saat ini. Sejak 1985, ruang pamer itu ”sukses” menggeser keberadaan situs sejarah Erberveld. Ini satu contoh betapa ”noraknya” bangsa ini dalam menghargai sisa sejarah.

Bersama tujuh belas pengikutnya yang kesemuanya orang Indonesia, Erberveld bersama Kartadria dihukum mati pada 22 April 1722. Pelaksanaan hukuman yang sadis itu digelar di lapangan sebelah selatan Benteng Batavia. Bayangkan, tubuh mereka semua dicincang dan jantung dicopot. Saking sadisnya, tubuh itu ditarik ke empat penjuru dengan empat kuda sampai pecah jadi empat bagian.

Karena alasan keamanan, pembunuhan ini tak dilakukan di depan Balai Kota. Orang Belanda khawatir pengikut-pengikut yang belum tertangkap akan menuntut balas. Kampung sekitar bekas monumen masih disebut Kampung Pecah Kulit.

berbagai sumber

Museum Kereta Api Ambarawa

Tertarik ingin menelusuri sejarah perkeretaapian di Indonesia, kami berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kabupaten Semarang. Cukup menarik mengingat museum ini hanya ada satu-satunya di dunia yang memamerkan dipadukan dengan lokomotif uap yang masih bisa jalan mendaki gunung. Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.


Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.


Ambarawa awalnya merupakan sebuah kota militer pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Raja Willem I memerintahkan untuk membangun stasiun kereta api baru yang memungkinkan pemerintah untuk mengangkut tentaranya ke Semarang. Pada 21 Mei 1873, stasiun kereta api Ambarawa dibangun di atas tanah 127.500 m². Pada awalnya dikenal sebagai Stasiun Willem I.
Willem I Stasiun Kereta Api awalnya titik pengangkutan antara 8 ½ 4ft di (1435 mm) cabang rel dari Kedungjati di timur laut dan 3ft 6in (1067 mm) baris rel selanjutnya menuju Yogyakarta melalui Magelang dari arah selatan. Hal ini masih bisa terlihat bahwa kedua sisinya dibangun stasiun kereta api untuk mengakomodasi ukuran yang berbeda.
Museum kereta api Ambarawa kemudian didirikan pada tanggal 6 Oktober 1976 di Stasiun Ambarawa untuk melestarikan lokomotif uap yang kemudian datang ke akhir masa pemanfaatan kembali ketika 3ft 6in (1067 mm) jalur rel kereta api dari Perusahaan Negara Kereta Api ditutup. Ini merupakan museum terbuka yang terdapat di samping stasiun asli.




Jalur rel 3ft 6in (1067 mm) menuju Yogyakarta (disebut 'selatan' meskipun sebenarnya membentang melewati sekitar dari selatan ke barat melalui Ambarawa) adalah hal menarik karena berisi bagian dari rak gigi rel kereta api antara Jambu dan Secang, satu-satunya yang masih beroperasi di Pulau Jawa. Jalur di luar Bedono ini ditutup pada awal tahun 1970 setelah rusak akibat gempa, namun juga telah kehilangan sebagian besar lalu lintas penumpang dikarenakan untuk jalan paralel untuk bis. Jalur dari Kedungjati (disebut 'utara' karena tujuan akhirnya adalah Semarang, meskipun sebenarnya berjalan dari timur yang awalnya dari Ambarawa) mampu bertahan sampai pertengahan 1970-an tapi terlihat lalu lintas yang sangat sedikit akhirnya, juga dikarenakan jauh lebih cepat untuk bepergian secara langsung dengan jalan raya menuju Semarang. Kehadiran jalur rak berarti bahwa ada kemungkin lalu lintas dari Semarang ke Yogyakarta tidak pernah cukup sering.


Museum ini melayani kereta wisata Ambarawa-Bedono pp, Ambarawa-Tuntang pp dan lori wisata Ambarawa-Tuntang pp. Kereta wisata Ambarawa-Bedono pp atau lebih dikenal Ambarawa Railway Mountain Tour ini beroperasi dari Museum ini menuju Stasiun Bedono yang jaraknya 35 KM dan ditempuh 1 jam untuk sampai stasiun itu. Kereta ini melewati rel bergerigi yang hanya ada di sini dan di Sawahlunto. Panorama keindahan alam seperti lembah yang hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu dapat disaksikan sepanjang perjalanan.
Pemandangan yang dapat dinikmati dari kereta dan lori Ambarawa-Tuntang pun tak kalah bagusnya. Kereta ini berangkat dari stasiun menuju Stasiun Tuntang yang berada sekitar 7 km dari museum. Di sepanjang jalan dapat dilihat lanskap menawan berupa sawah dan ladang dengan latar belakang Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Rawa Pening di kejauhan. Kereta ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, tetapi ditutup pada 1980-an karena prasarana yang rusak.

Tiket masuk: Rp. 5.000
Tiket lori: Rp. 10.000, Rp. 15.000 (hari libur)
Tarif Kereta Api Uap: Rp 5.250.000 (pp) kapasitas 80 penumpang







Beberapa lokomotif uap adalah 2 B25 B2502 0-4-2T / 3, yang dari armada asli dari 5 dipasok ke garis sekitar 100 tahun yang lalu (lokomotif ketiga (B2501) disimpan di sebuah taman di kota terdekat) E10 yang E1060 0-10-0T yang semula dikirimkan ke Sumatera Barat pada tahun 1960 untuk bekerja di kereta api batubara, tetapi kemudian dibawa ke Jawa, dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dikembalikan untuk dapat digunakan kembali pada tahun 2006. 




Namun,lokomotif E1060 dibawa ke Sawahlunto sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke Surakarta dijadikan kereta wisata Jaladara. Baru-baru ini museum ini dapat lokomotif diesel hidrolik D300 23 yang berasal dari dipo lokomotif Cepu yang dipindah ke dipo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010. Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, saat ini sedang dalam proses dihidupkan kembali setelah 30 tahun mati. Saat ini museum ini mempunyai koleksi baru seperti Kereta Kayu CR Madura, Kereta Kayu Magelang, NR Kayu Balai Yasa Yogyakarta dan lain-lain. Direncanakan museum ini akan datag berberapa koleksi baru seperti D52099 yang berada di Taman Mini Indonesia Indah dan C2902 yang berada di Perhutani Cepu.


sumber

Jumat, 20 Juli 2012

Pria Sederhana vs Pria Kaya

1. Pria sederhana lebih setia
Pria kaya cenderung lbh besar kemungkinan utk selingkuh krn merasa memiliki byk penghasilan dan mampu membiayai berbagai pihak

2. Pria sederhana lebih bisa menghargai perasaan wanita
Pria kaya biasanya memiliki harga diri terlalu tinggi sehingga lebih memikirkan perasaan sendiri daripada perasaan pasangannya

3. Pria sederhana lebih mau membantu pekerjaan rumah
Pria sederhana lbh mau mengerjakan pekerjaan2 seperti menyapu mengepel sampai membantu mengurus anak

4. Pria sederhana lebih mengagumkan saat bercinta
Pria sederhana lbh mampu memuaskan di ranjang krn lebih berpikir mempertahankan pasangannya dengan cara ini dibanding pria kaya yg hanya berharap diberi kepuasan :maho

5. Pria sederhana lebih sering menemani pasangannya
pria sederhana biasanya lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan pasangannya ketimbang pria kaya yang lbh sering menghabiskan waktunya dgn rekan2 bisnisnya

6. Pria sederhana lbh mampu menjadi tempat bersandar dan curhat
Pria sederhana lbh menyediakan waktu utk pasangannya dan mendengakan keluhan pasangannya

7. Pria sederhana lebih bersahabat dibanding pria kaya
pria sederhana lbh mampu utk berbaur dengan teman2 kita

8. Pria sederhana lebih care
pria kaya biasanya lbh memiliki sifat egois yg tinggi dikarenakan dia memiliki uang utk membeli segala sesuatu, perhatian pria kaya ke wanita hanya sekedar perhatian dari segi materi, sedangkan pria sederhana berusaha membahagiakan pasangannya dengan perhatian sungguh2 :maho

9. Pria sederhana menghargai 
kado sederhana bahkan hanya sebuah kejutan istimewa pun bisa membuat dia bahagia dan tersenyum, dibanding pria kaya yg menilai hadiah ulang tahun dari nilai atau harganya (agan bisa bayangin kasi kado murahan ke pria kaya??

Belajar Menghargai Kekurangan Diri Sendiri

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan yang retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. 


Selama dua tahun hal ini terjadi setiap hari, Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak bangga akan prestasinya karena sudah melaksanakan tugasnya dengan sempurna.

 Namun si tempayan yang retak itu merasa malu akan ketidaksempurnaannya dan merasa sangat sedih karena ia hanya bisa memberikan setengah porsi yang seharusnya dapat ia berikan. Setelah dua tahun tertekan akan kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata pada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan saya ingin mohon maaf kepadamu.

” “Kenapa?” Tanya si tukang air. “Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan yang telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi.” Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan dalam belas kasihannya ia berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan kita besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya bocor, dan kembali si tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata pada tempayan retak, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu sedangkan tak ada bunga di sisi tempayan yang tidak retak. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sisimu, dan setiap hari ketika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita takkan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”

Kesimpulan:
Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Allah akan menggunakan kekurangan kita untuk menghiasNya. Di mata Allah yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Ketahuilah, didalam kelemahan kita, kita dapat menemukan kekuatan kita. 

Teuku Markam, Penyumbang Emas Tugu Monas

Ternyata 38 kg emas yang dipajang di puncak tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta, 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.

Orang-Orang hanya tahu bahwa emas tersebut memang benar sumbangan saudagar Aceh. Namun tak banyak yang tahu, bahwa Teuku Markam-lah saudagar yang dimaksud itu.
Itu baru segelintir karya Teuku Markam untuk kepentingan negeri ini. Karya lainnya, ia pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia. Tentu saja banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno, hingga menempatkan Markam dalam sebuah legenda.

Di zaman Orba, karyanya yang terbilang monumental adalah pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan dan lain-lain adalah karya lain dari Teuku Markam yang didanai oleh Bank Dunia. Sampai sekarang pun, jalan-jalan itu tetap awet. Teuku Markam pernah memiliki sejumlah kapal, dok kapal di Jakarta, Makassar, Medan, Palembang. Ia pun tercatat sebagai eksportir pertama mobil Toyota Hardtop dari Jepang. Usaha lain adalah mengimpor plat baja, besi beton sampai senjata untuk militer.

Mengingat peran yang begitu besar dalam percaturan bisnis dan perekonomian Indonesia, Teuku Markam pernah disebut-sebut sebagai anggota kabinet bayangan pemerintahan Soekarno. Peran Markam menjadi runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Soeharto. Ia ditahan selama delapan tahun dengan tuduhan terlibat PKI. Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh Rezim Orba. Pernah mencoba bangkit sekeluar dari penjara, tapi tidak sempat bertahan lama. Tahun 1985 ia meninggal dunia. Ahli warisnya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental. Hingga kekuasaan Orba berakhir, nama baik Teuku Markam tidak pernah direhabilitir. Anak-anaknya mencoba bertahan hidup dengan segala daya upaya dan memanfaatkan bekas koneksi-koneksi bisnis Teuku Markam. Dan kini, ahli waris Teuku Markam tengah berjuang mengembalikan hak-hak orang tuanya.

Siapakah Teuku Markam ?
Teuku Markam turunan uleebalang. Lahir tahun 1925. Ayahnya Teuku Marhaban. Kampungnya Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas 4 SR (Sekolah Rakyat).


Teuku Markam tumbuh lalu menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain. Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran. Bahkan ia ikut mendamaikan clash antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis.
Sebagai prajurit penghubung, Teuku Markam lalu diutus oleh Panglima Jenderal Bejo ke Jakarta untuk bertemu pimpinan pemerintah. Oleh pimpinan, Teuku Markam diutus lagi ke Bandung untuk menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto. Tugas itu diemban Markam sampai Gatot Soebroto meninggal dunia.

Adalah Gatot Soebroto pula yang mempercayakan Teuku Markam untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Waktu itu, Bung Karno memang menginginkan adanya pengusaha pribumi yang betul-betul mampu menghendel masalah perekonomian Indonesia. Tahun 1957, ketika Teuku Markam berpangkat kapten (NRP 12276), kembali ke Aceh dan mendirikan PT Karkam. Ia sempat bentrok dengan Teuku Hamzah (Panglima Kodam Iskandar Muda) karena "disiriki" oleh orang lain. Akibatnya Teuku Markam ditahan dan baru keluar tahun 1958. Pertentangan dengan Teuku Hamzah berhasil didamaikan oleh Sjamaun Gaharu.

Keluar dari tahanan, Teuku Markam kembali ke Jakarta dengan membawa PT Karkam. Perusahaan itu dipercaya oleh Pemerintah RI mengelola pampasan perang untuk dijadikan dana revolusi. Selanjutnya Teuku Markam benar-benar menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Medan, Jakarta, Makassar, Surabaya. Bisnis Teuku Markam semakin luas karena ia juga terjun dalam ekspor - impor dengan sejumlah negara. Antara lain mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja dan bahkan sempat mengimpor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Presiden.

Komitmen Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI sepenuhnya termasuk pembebasan Irian Barat serta pemberantasan buta huruf yang waktu itu digenjot habis-habisan oleh Soekarno. Hasil bisnis Teuku Markam konon juga ikut menjadi sumber APBN serta mengumpulkan sejumlah 28 kg emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional (Monas). Sebagaimana kita tahu bahwa proyek Monas merupakan salah satu impian Soekarno dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Peran Teuku Markam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tidak kecil berkat bantuan sejumlah dana untuk keperluan KTT itu.

Teuku Markam termasuk salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal dekat dengan pemerintahan Soekarno dan sejumlah pejabat lain seperti Menteri PU Ir Sutami, politisi Adam Malik, Soepardjo Rustam, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, Suhardiman, pengusaha Probosutedjo dan lain-lain. Pada zaman Soekarno, nama Teuku Markam memang luar biasa populer. Sampai-sampai Teuku Markam pernah dikatakan sebagai kabinet bayangan Soekarno.

Sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tiada artinya di mata pemerintahan Orba. Ia difitnah sebagai PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme.
Tuduhan itulah yang kemudian mengantarkan Teuku Markam ke penjara pada tahun 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan. Pertama-tama ia dimasukkan tahanan Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba Jln Percetakan Negara. Lalu dipindah lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur. Tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun.

Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto membuat hidup Teuku Markam menjadi sulit dan prihatin. Ia baru bebas tahun 1974. Ini pun, kabarnya, berkat jasa- jasa baik dari sejumlah teman setianya. Teuku Markam dilepaskan begitu saja tanpa ada konpensasi apapun dari pemerintahan Orba. "Memang betul, saat itu Teuku Markam tidak akan menuntut hak- haknya. Tapi waktu itu ia kan tertindas dan teraniaya," kata Teuku Syauki Markam, salah seorang putra Teuku Markam.

Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain yang kemudian dikelola PT PP Berdikari yang didirikan Suhardiman untuk dan atas nama pemerintahan RI. Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami (dua orang terakhir ini adalah tokoh Aceh di Jakarta) termasuk teman-teman Markam. Namun tidak banyak menolong mengembalikan asset PT Karkam. Justru mereka ikut mengelola aset-aset tersebut di bawah bendera PT PP Berdikari. Suhardiman adalah orang pertama yang memimpin perusahaan tersebut. Di jajaran direktur tertera Sukotriwarno, Edhy Tjahaja, dan Amran Zamzami. Selanjutnya PP Berdikari dipimpin Letjen Achmad Tirtosudiro, Drs Ahman Nurhani, dan Bustanil Arifin SH.

Pada tahun 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974 yang isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT Karkam/PT Aslam/PT Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus "pinjaman" yang nilainya Rp 411.314.924,29 sebagai penyertaan modal negara di PT PP Berdikari. Kepres itu terbit persis pada tahun dibebaskannya Teuku Markam dari tahanan.

Proyek Bank Dunia
Sekeluar dari penjara, tahun 1974, Teuku Markam mendirikan PT Marjaya dan menggarap proyek-prorek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Tapi tidak satupun dari proyek-proyek raksasa yang dikerjakan PT Marjaya baik di Aceh maupun di Jawa Barat, mau diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Proyek PT Marjaya di Aceh antara lain pembangunan Jalan Bireuen - Takengon, Aceh Barat, Aceh Selatan, Medan-Banda Aceh, PT PIM dan lain-lain.
Teuku Syauki menduga, Rezim Orba sangat takut apabila Teuku Markam kembali bangkit. Untuk itulah, kata Teuku Syauki, proyek-proyek Markam "dianggap" angin lalu.

Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi berbagai penyakit di Jakarta. Sampai akhir hayatnya, pemerintah tidak pernah merehabilitasi namanya. Bahkan sampai sekarang.

Kisah Terusirnya Bung Karno dari Istana

Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. “Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!”.

Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. “Mana kakak-kakakmu” kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata “Mereka pergi ke rumah Ibu”. Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi “Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara”. Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamu Istana disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan ia maklum, ajudan itu sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. “Aku sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.

Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi “Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan…” Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. “Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu…keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara”. Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana. “Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya”. Bung Karno tertawa “Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa…”

Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”. Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan. Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara. Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Saelan dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan. “Aku pergi dulu” kata Bung Karno dengan terburu-buru. “Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak” Saelan separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.

Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman. Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana dibuangi. Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. “Aku pengen duku, …Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang” Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata “Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil”. Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung Karno. “Mau pilih mana, Pak manis-manis nih ” sahut tukang duku dengan logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata “coba kamu cari yang enak”. Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak “Bapak…Bapak….Bapak…Itu Bapak…Bapaak” Tukang duku malah berlarian ke arah teman-temannya di pinggir jalan” Ada Pak Karno, Ada Pak Karno….” mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno. Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan dirinya. “Tri, berangkat ….cepat” perintah Bung Karno dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan susah.

Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!…

Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati, Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. “Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden” kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya. Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya. “Lhol, Mbak Rachma ada apa?” tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam tangan Rachma lalu dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto. “Lho, Mbak Rachma..ada apa?” kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawat di Wisma Yaso.

Bung Karno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan tentara lebih keras. Bung Karno sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi. Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang ada yang merapihkan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno. Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi.

Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui akan nekat membebaskan Bung Karno. Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang saudara.

Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Bung Karno bengkak-bengkak. Ketika tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak “Hidup Bung Karno….hidup Bung Karno….Hidup Bung Karno…!!!!!” Sukarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.

Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau. Ia berteriak ” Sakit….Sakit ya Allah…Sakit…” tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan. Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.

Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno. “Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik” Hatta menoleh pada isterinya dan berkata “Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kita itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti ini”. Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno.

Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan “Bagaimana kabarmu, No” kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta “Hoe gaat het met Jou?” kata Bung Karno dalam bahasa Belanda – Bagaimana pula kabarmu, Hatta – Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.

Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan.

Mendengar kematian Bung Karno rakyat berjejer-jejer berdiri di jalan. Rakyat Indonesia dalam kondisi bingung. Banyak rumah yang isinya hanya orang menangis karena Bung Karno meninggal. Tapi tentara memerintahkan agar jangan ada rakyat yang hadir di pemakaman Bung Karno. Bung Karno ingin dikesankan sebagai pribadi yang senyap, tapi sejarah akan kenangan tidak bisa dibohongi. Rakyat tetap saja melawan untuk hadir. Hampir 5 kilometer orang antre untuk melihat jenazah Bung Karno, di pinggir jalan Gatot Subroto banyak orang berteriak menangis. Di Jawa Timur tentara yang melarang rakyat melihat jenasah Bung Karno menolak dengan hanya duduk-duduk di pinggir jalan, mereka diusiri tapi datang lagi. Tau sikap rakyat seperti itu tentara menyerah. Jutaan orang Indonesia berhamburan di jalan-jalan pada 21 Juni 1970. Hampir semua orang yang rajin menulis catatan hariannya pasti mencatat tanggal itu sebagai tanggal meninggalnya Bung Karno dengan rasa sedih. Koran-koran yang isinya hanya menjelek-jelekkan Bung Karno sontak tulisannya memuja Bung Karno.

Bung Karno yang sewaktu sakit dirawat oleh dokter hewan, tidak diperlakukan dengan secara manusiawi. Mendapatkan keagungan yang luar biasa saat dia meninggal. Jutaan rakyat berjejer di pinggir jalan, mereka melambai-lambaikan tangan dan menangis. Mereka berdiri kepanasan, berdiri dengan rasa cinta bukan sebuah keterpaksaan. Dan sejarah menjadi saksi bagaimana sebuah memperlakukan orang yang kalah, walaupun orang yang kalah itu adalah orang yang memerdekakan bangsanya, orang yang menjadi alasan terbesar mengapa Indonesia harus berdiri, Tapi dia diperlakukan layaknya binatang terbuang, semoga kita tidak mengulangi kesalahan seperti ini lagi…..

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...